Darikriteria tersebut diperoleh bahwa konsep ruang rumah tinggal islami yang ideal yaitu menerapkan nilai-nilai islami ke dalam rumah yang direalisasikan pada pola penataan ruang arsitektur rumah tinggal Islami. Sedangkan menurut Djarot (1986) dalam buku "Sebuah Pemikiran tentang Permukiman Islami".
Kajianarsitektur hijau pada sistem ruang dalam, sistem spasial, sistem model, sistem bentuk dan sistem struktur sudah banyak dibahas. Namun kajian khusus untuk metode dan konsep arsitektur hijau pada bangunan hunian khususnya pada ruang luar masih sangat terbatas. Rumusan kajian ini adalah untuk mengetahui objek amatan apa yang membentuk
GayaPost Modern pada Hunian. Setelah membahas mengenai arsitektur post modern, sekarang saatnya kita menyimak penerapan konsep ini pada hunian untuk tampilan lebih unik dan cantik. Berkreasi dengan Bentuk. Foto: Archdaily. Anda bisa menggabungkan berbagai bentuk menjadi satu kesatuan bangunan yang utuh dan menarik.
cash. 61 Sejarah Indonesia yang ada di Eropa. Di Eropa zaman logam ini mengalami tiga fase, zaman tembaga, perunggu dan besi. Di Kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan besi. Zaman perunggu merupakan fase yang sangat penting dalam sejarah. Beberapa contoh benda- benda kebudayaan perunggu itu antara lain kapak corong, nekara, moko, berbagai barang perhiasan. Beberapa benda hasil kebudayaan zaman logam ini juga terkait dengan praktik keagamaan misalnya nekara. 5. Konsep Ruang pada Hunian Arsitektur Menurut Kostof, arsitektur telah mulai ada pada saat manusia mampu mengolah lingkungan hidupnya. Pembuatan tanda-tanda di alam yang membentang tak terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah lainnya. Tindakan untuk membuat tanda pada suatu tempat itu dapat dikatakan sebagai bentuk awal dari arsitektur. Pada saat itu manusia sudah mulai merancang sebuat tempat. Bentuk arsitektur pada masa pra-aksara dapat dilihat dari tempat hunian manusia pada saat itu. Mungkin kita sulit membayangkan atau menyimpulkan bentuk rumah dan bangunan yang berkembang pada masa pra-aksara saat itu. Dari pola mata pencaharian manusia yang sudah mengenal berburu dan melakukan pertanian sederhana dengan ladang berpindah memungkinkan adanya pola pemukiman yang telah menetap. Gambar-gambar dinding goa tidak hanya mencerminkan kehidupan sehari- Sumber Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah Balai Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran. Gambar Lukisan tangan di dalam dinding goa Diunduh dari http 62 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1 hari, tetapi juga kehidupan spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan dikaitkan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, kesuburan, dan inisiasi. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang yang digunakan oleh manusia pra-aksara untuk berburu binatang. Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin, menghasilkan pola menetap pada manusia masa itu. Pola hunian itu sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan yang tersebar di Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur di luar tempat hunian di goa. Secara sederhana penadah angin merupakan suatu konsep tata ruangan yang memberikan secara implisit memberikan batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang masih sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk geografis alam. Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang bersifat geometris teratur. Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran sungai, dan pola spiral seperti route yang ditempuh mungkin adalah citra pola ruang utama mereka. Ruang demikian belum m e n g u t a m a k a n arah utama. Secara sederhana dapatlah kita lihat bahwa, pada masa pra- aksara konsep tata ruang, atau yang saat ini kita kenal dengan arsitektur itu sudah mereka kenal. Sumber Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah Balai Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran. Gambar Pola Lukisan tangan yang ditemukan di Indonesia Diunduh dari http 63 Sejarah Indonesia No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Alat Kegunaan Daerah Temuan GambarLukiskan Uji Kompetensi 1. Coba kamu diskusikan, mengapa manusia purba membuat peralatan dari bebatuan, kayu, dan tulang? 2. Peralatan yang dibuat oleh manusia purba dari batu dapat digunakan sebagai alat serba guna, coba jelaskan dan beri contoh 3. Coba kamu inventarisir alat-alat manusia purba pada zaman batu dan masukkan ke dalam tabel di bawah ini 4. Setelah selesai mengisi tabel di atas, kamu lukiskan dalam bentuk peta persebaran peralatan manusia purba Diunduh dari http 64 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1 Setelah membaca secara keseluruhan bab ini marilah kita sama-sama menyimpulkan nilai-nilai apa yang dapat dipetik dari kehidupan masa lalu itu untuk kehidupan pada masa kini dan masa mendatang. 1. Untuk mempelajari sejarah awal manusia ahli sejarah bergantung pada disiplin arkeologi, geologi dan biologi dan cabang-cabang ilmu lainnya. Masa pra-aksara terbentang dari penemuan manusia pertama di planet bumi ini hingga ditemukannya tulisan. Cerita sejarahnya mulai sejak sekitar atau barangkali sekitar tahun lalu. 2. Pengetahuan tentang kehidupan manusia pra-aksara menyediakan jawaban tentang asalusul manusia dan kemanusiaan, serta keberadaan manusia di dunia dalam mencapai impiannya dan rintangan-rintangan yang dihadapinya. Sebagai sebuah bangsa, pembelajaran mengenai kehidupan manusia pra-aksara hendaknya menggugah kita untuk memperbarui pertanyaan klasik seperti, dari manakah kita berasal dan bagaimana evolusi perjalanan hidup manusia di masa lalu hingga mencapai suatu tahap sejarah ke tahap berikutnya? 3. Semakin sadar kita tentang asal usul dan evolusi yang dijalani nenek moyang di masa lampau, hendaknya semakin ingat pula kita tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang peserta didik yang akan membangun bangsa ini. 4. Nenek moyang orang Indonesia di masa lampau telah menjalani sejarah yang amat panjang dan berat dengan segala tantangan G. Kesimpulan Diunduh dari http
BerandaSejarah Indonesia 10Konsep Ruang pada Hunian Arsitektur pada Masa Praaksara Sejarah Indonesia Menurut Kostof, arsitektur telah mulai ada pada saat manusia mampu mengolah lingkungan hidupnya. Pembuatan tanda-tanda di alam yang membentang tak terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah lainnya. Tindakan untuk membuat tanda pada suatu tempat itu dapat dikatakan sebagai bentuk awal dari arsitektur. Pada saat itu manusia sudah mulai merancang sebuat tempat. Bentuk arsitektur pada masa praaksara dapat dilihat dari tempat hunian manusia pada saat itu. Mungkin kita sulit membayangkan atau menyimpulkan bentuk rumah dan bangunan yang berkembang pada masa praaksara saat itu. Dari pola mata pencaharian manusia yang sudah mengenal berburu dan melakukan pertanian sederhana dengan ladang berpindah memungkinkan adanya pola pemukiman yang telah menetap. Gambar-gambar dinding goa tidak hanya mencerminkan kehidupan seharihari, tetapi juga kehidupan spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan dikaitkan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, kesuburan, dan inisiasi. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang yang digunakan oleh manusia praaksara untuk berburu binatang. Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin, menghasilkan pola menetap pada manusia masa itu. Pola hunian itu sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan yang tersebar di Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur di luar tempat hunian di goa. Secara sederhana penadah angin merupakan suatu konsep tata ruangan yang memberikan secara implisit memberikan batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang masih sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk geografis alam. Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang bersifat geometris teratur. Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran sungai, dan pola spiral seperti route yang ditempuh mungkin adalah citra pola ruang utama mereka. Ruang demikian belum mengutamakan arah utama. Secara sederhana dapatlah kita lihat bahwa, pada masa praaksara konsep tata ruang, atau yang saat ini kita kenal dengan arsitektur itu sudah mereka kenal.
Ilustrasi Konsep Ruang pada Hunian. Foto PixabayPernahkah terlintas di benak kalian jika pola hunian kita saat ini tidak luput dari pemikiran manusia di zaman dulu?Dalam buku Sejarah Indonesia Kelas X SMA/SMK oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebuah data etnografi menunjukkan jika kehidupan manusia praaksara memengaruhi kehidupan saat pada pola hunian, pola pertanian yang subsisten, teknologi tradisional, konsepsi kepercayaan hubungan antara manusia dengan alam, serta kebiasaan dalam memelihara hewan contoh di atas menunjukkan aktivitas manusia yang berkembang dari waktu ke waktu. Salah satunya juga terdapat dalam konsep ruang hunian manusia dari zaman praaksara hingga saat apa yang dimaksud dengan konsep ruang pada hunian? Bagaimana penerapannya pada zaman praaksara? Simak ulasannya berikut Ruang pada HunianMenurut Spiro Kostof dalam buku The Architect Chapters in The History of the Profession, arsitektur telah ada pada saat manusia memiliki kemampuan dalam mengolah lingkungan tanda di alam ditujukan untuk membedakan wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Tindakan pada suatu wilayah tersebut dikatakan sebagai awal mula arsitektur. Dalam kondisi itu, manusia purba sudah bisa merancang tempat tinggal mereka buku Sejarah Indonesia Kelas X SMA/SMK oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bentuk arsitektur pada masa praaksara ditandai dengan kemungkinan adanya pola hunian yang tersebut berkaitan erat dengan pola mata pencaharian manusia purba yang telah mengenal sistem berburu dan pertanian sederhana dengan ladang dinding-dinding gua sebagai tempat tinggal mereka, ditemukan cap tangan dan lukisan yang memiliki makna tertentu. Misalnya, menggambarkan kehidupan sehari-hari maupun kehidupan gambar yang menunjukkan kehidupan sehari-hari berupa jenis binatang yang diburu atau digunakan untuk membantu perburuan. Di zaman itu, anjing berfungsi sebagai binatang pemburu oleh manusia gambar yang bersifat kegiatan spiritual memiliki makna penghormatan dan pemujaan terhadap nenek moyang, kesuburan, serta proses inisiasi. Cap tangan atau lukisan pada dinding gua banyak ditemukan di wilayah Papua, Maluku, dan Sulawesi zaman praaksara, pola hunian menggunakan penadah angin yang menunjukkan pola permukiman menetap. Penggunaan penadah angin menjadi salah satu konsep tata ruangan sekaligus menjadi batas permukiman ini ditemui pada masyarakat Suku Punan di Kalimantan. Bentuk hunian tersebut menjadi bagian bentuk awal arsitektur di luar gua sebagai hunian masyarakat berburu dan meramu, konsep ruang dalam hunian belum berbentuk geometris. Hal ini karena mereka masih mengikuti bentuk geografis di sekitar tempat demikian, konsep ruang dan tata ruang pada hunian telah ditemukan pada zaman praaksara. Dalam perkembangannya, ini bisa diterapkan dalam bidang arsitektur. Konsep ini juga terus mengalami kemajuan sesuai kebutuhan manusia yang dinamis.
konsep ruang pada hunian arsitektur